24 Desember 2008

Adakah yang Masih Menyadari Makna Natal Sesungguhnya ? -Bagian 1-

Hai semua. Seperti yang kita ketahui, besok udah hari Natal. Ya, Natal yang diperingati setiap tanggal 25 Desember ini sudah berlangsung selama beberapa abad. Natal kali ini sendiri sepertinya berjalan sama seperti natal-natal sebelumnya. Ya, hadiah, salju untuk di bagian Utara Bumi, pohon cemara yang sudah diakui secara universal sebagai pohon yang melambangkan Natal, Sinterklas, dan sebagainya. Namun, kebanyakan orang di dunia mulai melupakan makna Natal yang sebenarnya. Seperti yang kita ketahui, Natal adalah hari kelahiran Tuhan dan pencipta kita, Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus sendiri lahir di sebuah palungan (tempat untuk menaruh makanan ternak) di tengah keheningan malam dan hanya dihadiri oleh beberapa orang, yaitu orangtua Yesus, Maria dan Yusuf, para gembala, dan orang-orang Majus. Dan perlu diketahui, para gembala ini tidak datang bersamaan dengan orang-orang Majus. Para gembala sendiri kemungkinan datang lebih dahulu, karena pada beberapa artikel yang saya cari di Internet, orang-orang Majus ini datang beberapa hari setelah Tuhan Yesus dilahirkan. Ini jelas berlawanan dengan opini publik yang beranggapan bahwa orang Majus adalah salah satu unsur yang ada di Natal karena mereka menghadiri kelahiran Yesus. Untuk lebih jelasnya, pada bagian pertama dari artikel ini, saya akan menjelaskan tentang orang-orang Majus ini.

Pertama-tama, saya akan menjelaskan tentang orang Majus. Orang-orang Majus ini adalah orang-orang yang berasal dari Timur, namun tidak jelas apakah dari Persia atau bukan, karena ada juga yang beranggapan mereka berasal dari Babilonia (Irak), bahkan ada yang beranggapan mereka berasal dari India. Namun, yang pasti bangsa ini dikenal sebagai bangsa yang ahli dalam ilmu astrologi. Bisa dikatakan mereka adalah penafsir mimpi juga. Bangsa Majus juga dikenal sebagai bangsa dengan kualitas ilmu pengetahuan yang cukup tinggi. Karena dasar inilah mereka dapat membaca tanda Bintang dari Timur yang diberikan Tuhan kepada mereka. Selanjutnya, beberapa orang dari bangsa Majus mendapat tanda berupa Bintang dari Timur yang bagi mereka dianggap sebagai tanda akan datangnya Mesias. Kemungkinan orang-orang Majus mengetahui tentang Mesias dari orang-orang Yahudi yang sempat ditawan di Babilonia. Jadi, mereka pun pergi menuju ke bintang tersebut. Perjalanan ini sendiri diperkirakan menempuh waktu sekitar 1-2 tahun. Hal ini didasarkan atas perintah Herodes yang menyuruh membunuh bayi berusia 2 tahun ke bawah. Jika perjalanan ini menempuh waktu yang tidak terbilang lama, tentunya ia hanya mengeluarkan perintah membunuh bayi berusia 1 tahun ke bawah.

Kemudian, untuk jumlah orang Majus ini. Banyak anggapan tentang jumlah ini. Ada yang mengatakan 3, 4, bahkan lebih dari 10. Untuk yang 3 orang, tentunya sudah umum sekali. Bahkan, ada yang memberikan nama kepada mereka, yaitu Gaspar, Melkhior, dan Balthazar. Untuk yang berpendapat 4 orang, mereka menganggap bahwa orang keempat ini terlambat datang. Bahkan, di film The Fourth Wiseman, orang keempat ini digambarkan datang di saat-saat terakhir dari hidup Yesus. Sedangkan yang berpendapat lebih dari 10 orang, ini didasarkan pada perjalanan yang dilakukan dengan unta yang biasanya dilakukan secara beramai-ramai. Selain itu, jika mereka hanya datang bertiga, tentunya Herodes tidak akan setertarik itu sampai mau membunuh semua bayi berusia 2 tahun ke bawah. Selain itu, jika hanya bertiga, maka sulit untuk membawa barang-barang untuk perjalanan mereka yang sangat jauh. Saya sendiri tidak mau menentukan berapa jumlah orang Majus ini, karena saya bukan ahli J Silahkan Anda menentukan sendiri. Namun, tidak masalah apakah jumlahnya banyak atau sedikit, namun yang terpenting adalah makna orang Majus yang dilambangkan sebagai orang yang berhikmat, namun memiliki kerendahan hati untuk mau datang menyembah Raja di Atas Segala Raja, meskipun itu berarti menempuh jarak perjalanan yang sangat jauh. Di tengah kekayaan dan kepintaran yang mereka miliki, mereka masih menantikan kedatangan Mesias, meskipun mereka sendiri disebutkan beragama Zoroastrianisme. Kita dapat meneladani orang Majus ini, karena mereka saja yang belum percaya dan belum beroleh kasih karunia Tuhan mau menempuh jarak yang sangat jauh untuk menemui bayi Yesus. Kita seharusnya lebih bersyukur dan mengenang Natal sebagai tanda untuk tetap mensyukuri kerelaan Tuhan untuk lahir ke bumi ini dan menebus dosa-dosa kita.

Sekian dulu bagian pertama ini. Pada bagian kedua, saya akan menjelaskan tentang unsur-unsur yang menghalangi makna Natal yang sebenarnya tersampaikan, di antaranya tentang perubahan bahasa Ingris Natal (Christmas) menjadi X-mas dan juga lagu Santa Claus is coming to town. God bless y'all !

Tidak ada komentar: