03 Mei 2009

Blogku Kok Sepi?

Hai hai semua. Setelah 2 bulan, akhirnya ada waktu untuk mengisi blog tak berguna ini. Hehehe. Hmm... Ah, nggak tau apa yang mau diisi. Cuma saya heran, kok orang bisa tau ya blog yang up-to-date dengan kasus-kasus di sekeliling dan trafficnya langsung naik drastis? Taruhlah manusialempung.blogspot.com yang trafficnya naik setelah kasus (alm.) David Hartanto, atau jakartasocial.wordpress.com yang trafficnya naik setelah kasus Manohara Odelia Pinot. Untuk kasus Manohara ini, sepertinya Malay sangat ketakutan dengan terbongkarnya kebusukan dari kalangan tak bermoral di sana yang berstatus sebagai "pangeran" Kelantan. Pangeran? Wait, wait. Orang yang memisahkan ibu dengan anaknya disebut pangeran? Hmm.... Kalau emang nggak ada masalah, ya cukup kembalikan dulu Manohara, pertemukan dia, supaya masalahnya jadi clear. Jangan disimpan terus si Manohara, cuma ditampilkan di TV. Emangnya dia itu aktris idola ibunya? Ya dibawa pulang dulu lah, jangen-kangenan, jelasin masalah sesungguhnya. Atau "pangeran" Fakhry takut aibnya terbongkar? Hehehe. Udah dulu deh. Bye!

20 Februari 2009

Hai semua. Lama juga nggak nge-blog. Nggak tau nih mau bilang apa. Udah liat slam dunknya Nate Robinson ? Bener-bener KryptoNate deh. Dwight Howard aja dilompati. Gokil abis. Udah dulu deh. Capek. Bye.

25 Desember 2008

Suatu Kisah Tentang Natal

Pada suatu kota, hiduplah seorang ayah beserta anaknya. Sang ayah dan anaknya hidup berkecukupan. Suatu hari, sang anak berkata pada ayahnya, "Pa, arti Natal itu apa sih?" Ayahnya berkata, "Nak, kalau kamu mau tahu, tunggu saja sampai tanggal 24 Desember, kemudian kamu pergi keluar rumah dan berkeliling kota untuk mencari jawabannya."


Akhirnya, tanggal 24 Desember yang dinantikannya pun tiba. Anak itu segera berpamitan kepada ayahnya dan ia pergi keluar rumahnya. Setibanya di luar, ia segera berjalan-jalan untuk berkeliling kota. Di setiap jalan yang ia lalui, ia melihat pernik-pernik Natal yang indah, pohon Natal besar yang dilihatnya di taman kota, kemeriahan dari banyak keluarga untuk menyambut Natal, dan banyak lagi yang berhubungan dengan kebahagiaan. Setelah selesai mengelilingi kota, akhirnya ia pun beranjak untuk pulang ke rumahnya dan ingin memberitahukan kepada ayahnya arti Natal menurutnya. Saat di perjalanan, tiba-tiba ia melihat seorang pengemis tua bersama kedua anaknya sedang duduk di pinggir jalan. Anak ini pun menjadi penasaran dan mendatangi pengemis itu. Ia berkata, "Ibu, apa yang sedang Ibu lakukan di sini? Mengapa tidak merayakan Natal seperti yang lainnya?" Pengemis ini menjawab, "Nak, sedangkan untuk makan dan membeli pakaian untuk menjaga anak-anak Ibu tetap hangat saja Ibu tidak memiliki uang, apalagi untuk merayakan Natal." Anak ini pun merasa tersentuh dan memutuskan mengajak ibu ini pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah, ia segera memberitahu pelayannya untuk menyiapkan makanan terlezat dan juga pakaian terbaik untuk pengemis ini dan kedua anaknya. Pengemis ini merasa sangat berterima kasih kepada anak ini. Ia berkata kepada anak ini, "Nak, seumur hidup Ibu, baru kali ini Ibu merasa sangat dihargai. Terima kasih, Nak." Anak ini menjawab, "Sama-sama, Bu. Saya juga merasa senang bisa membantu Ibu." Ibu ini pun menjawab, "Biasanya tidak ada yang memperdulikan Ibu di malam Natal ini. Para penduduk kota ini terlalu sibuk dengan aktivitas mereka dalam menyiapkan perayaan Natal. Mereka melupakan tentang orang-orang yang kondisinya jauh di bawah mereka yang bahkan untuk makan saja tidak memiliki uang." Anak ini pun merasa tersentuh dan berjanji akan membuatkan ibu ini tempat tinggal. Ibu ini pun merasa berterima kasih dan pamit untuk pulang ke tempatnya.

Setelah ibu itu dan anaknya pergi, anak ini segera menemui ayahnya untuk menceritakan semuanya. Anak ini menutup ceritanya dengan kalimat, "Pa, akhirnya saya menemukan makna Natal yang sebenarnya." Ayahnya tertarik dan bertanya, "Lalu, apakah makna Natal itu, Nak?" Anak ini menjawab, "Awalnya saya berpikir Natal adalah saat di mana kita memiliki kebahagiaan, kesenangan, dan kegembiraan. Namun, setelah kejadian itu, saya pun memikirkan ulang dan akhirnya menemukan bahwa Natal adalah saat di mana kita seharusnya lebih perduli dengan keadaan orang lain, supaya tidak terjadi seperti Yusuf dan Maria yang tidak diperdulikan oleh orang lain dan akhirnya malah melahirkan Raja di atas Segala Raja, Sang Juruselamat, Yesus Kristus, di sebuah palungan. Seharusnya Natal ditandai dengan menolong sesama yang membutuhkan bantuan. Yesus tidak memerlukan perayaan yang meriah untuk memperingati kelahiranNya. Yang Ia butuhkan hanyalah kesediaan kita untuk membantu orang lain dan menjadi terang dunia untuk dapat memuliakan namaNya." Ayah anak ini pun tersentuh dan memeluk anak ini. Saat itu terjadi, bel jam mereka berdentang 12 kali dan ini menandakan Natal tiba. Ayahnya pun berkata, "Selamat Natal, anakku. Semoga di hari ini kamu bisa menjadi terang di kota ini."
Apa yang bisa kita pelajari dari ilustrasi ini? Natal tidaklah memerlukan kemeriahan dari kita. Natal terindah kita justru bisa datang dari perasaan peduli dengan sesama. Karena itu, marilah kita merayakan Natal kita dengan menunjukkan kasih Kristus kepada sesama dengan membantu mereka, sehingga kita bisa menjadi terang Kristus dalam dunia ini. Merry Christmas !

Adakah yang Masih Menyadari Makna Natal Sesungguhnya? -bagian 2-

Oke, sekarang saya akan melanjutkan postingan kemarin tentang Natal. Setelah kita membahas tentang orang Majus dan cerita-cerita yang mengikuti perjalanan mereka menemui Tuhan Yesus, sekarang saya akan menceritakan tentang beberapa hal yang menyimpang dari perayaan Natal selama bertahun-tahun. Sebelumnya, mari kita membahas tentang para gembala yang juga ada pada saat kelahiran Tuhan Yesus.
Para gembala ini adalah orang-orang yang hadir pada saat Yesus Kristus dilahirkan. Gembala-gembala yang datang saat itu berasal dari Betlehem, karena jarak yang lebih dekat tentunya. Dan berlawanan dengan anggapan kebanyakan orang, ternyata para gembala ini bukan dianggap sebagai kelas dua di Betlehem. Pada kebanyakan daerah di sana, memang gembala dianggap sebagai kelas dua. Namun, bagi gembala di Betlehem, mereka dianggap sebagai salah satu kelompok masyarakat yang dihormati, karena mereka ditugaskan menjaga hewan-hewan kurban untuk persembahan di Bait Allah. Jadi, mereka dianggap sebagai penjaga dari kurban untuk bait Allah, sehingga pangkatnya sedikit ditinggikan. Mereka memang diasingkan oleh para imam Bait Allah karena sikap mereka yang suka melawan peraturan agama, namun sepertinya itu terjadi setelah peristiwa ini. Dan karena para gembala ini, Natal yang diperingati setiap tanggal 25 Desember mulai dipertanyakan, karena saat 25 Desember, itu adalah musim dingin di Palestina dan tidak mungkin bagi gembala untuk menggembalakan hewan-hewannya. Jika mereka nekat, bisa saja hewan-hewannya malah mati. Karena itu, tidak mungkin para gembala sedang menggembalakan hewannya saat 25 Desember. Kebanyakan gembala bahkan sudah mengurung hewan yang digembalakannya pada pertengahan Oktober. Karena itu, kemungkinan Yesus Kristus lahir pada musim panas dan bukannya 25 Desember. Itu saja untuk bagian gembala. Sekarang, kita akan melanjutkan ke bagian berikutnya, yaitu unsur-unsur yang menghalangi makna Natal tersampaikan dengan baik.
Pertama, saya akan membahas tentang perubahan tulisan Christmas menjadi X-Mas. Sebenarnya, tradisi mengubah Christmas menjadi X-Mas diawali di Inggris. Pada bahasa Yunani dari Kristus (Christ), dua huruf pertamanya adalah X dan P, dan jika X ditempatkan di depan P, maka ini adalah simbol huruf dari Kristus. Nah, jika hanya diambil huruf X-nya, ternyata dianggap sebagai simbol dari salib yang juga melambangkan Kristus. Karena dasar inilah, makanya istilah Christmas diubah menjadi X-Mas. Sebenarnya tidak ada yang salah dari istilah ini. Itu jika kita menganggapnya tetap sebagai kelahiran Yesus. Namun, bagaimana dengan orang-orang yang tidak mengerti ? Ini akan membuat persepsi mereka tentang hari Natal berubah. Mereka hanya menganggap Natal sebagai hari libur biasa. Bahkan, untuk anak-anak, mereka akan menganggap hari Natal sebagai hari peringatan akan Sinterklas, karena belakangan Sinterklas mulai mengambil alih posisi dari Tuhan Yesus sebagai pusat dari Natal. Karena itulah, ini adalah salah satu trik dari dunia yang kejam ini untuk mengaburkan makna Natal yang sebenarnya. Mengapa saya mengatakan hal demikian ? Mari kita merenung. Jika Christmas dicoret menjadi X-Mas, mengapa hari raya lain yang lebih panjang hurufnya tidak disingkat dengan cara yang sama ? Kalau kita menyingkatnya seperti itu, sama saja dengan menghilangkan Kristus (Christ) dan mencoretnya dengan tanda X besar. Apakah kita mau menghilangkan unsur Tuhan dari hari peringatan akan Dia ? Karena itu, sebaiknya kita tetap mempertahankan tulisan Natal dalam bahasa Inggris sebagai Christmas dan tidak mengubah-ubahnya.
Selanjutnya, mengenai lagu Santa Claus is coming to town. Kebanyakan dari kita mengenal lagu ini sebagai salah satu lagu yang wajib diputar saat Natal tiba. Bahkan, mungkin di antara kita ada juga yang memfavoritkan lagu ini. Namun, tahukah Anda bahwa lagu ini mengandung pesan dari dunia ini untuk melupakan Yesus Kristus ? Lagu yang dibuat oleh J.Fred Coots dan Haven Gillespie ini sebenarnya menghilangkan peranan Tuhan Yesus dalam dunia ini. Dari liriknya yang menyuruh kita bersiap untuk menyambut Santa Claus, ini melambangkan bahwa kita tidak perlu bersiap untuk menyambut kedatangan Tuhan Yesus, karena yang datang adalah Santa Claus. Santa-lah yang akan memisahkan orang baik dan orang jahat. Santa-lah yang mendatangkan kebahagiaan bagi kita. Lalu, di mana Yesus ? Lagu ini mematikan semangat Natal sebenarnya. Santa Claus dianggap sebagai Mesias yang datang untuk memberi kebahagiaan bagi mereka yang bersikap baik dan percaya kepadanya. Santa Claus telah bertindak sebagai berhala dan dapat dianggap sama seperti setan. Peran Yesus Kristus sebagai Juruselamat diambil alih oleh seorang bapak tua berjenggot lebat berwarna putih yang berpakaian merah dan sifatnya digambarkan bersahabat. Tentunya tradisi ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, karena hanya akan membuat banyak orang berpaling daripada Tuhan Yesus dan lebih menantikan kedatangan Santa Claus di rumahnya.
Dan yang terakhir, pohon Natal. Adalah sebuah tradisi yang sudah turun-temurun di banyak keluarga di dunia untuk selalu memasang pohon Natal di rumah mereka. Namun, yang tidak mereka ketahui, pohon ini sebenarnya merupakan salah satu tradisi pagan (penyembahan setan) dari zaman dahulu. Pohon cemara yang sering digunakan dianggap sebagai simbol dari penyembahan kepada dewa matahari. Bahkan, ada juga yang melambangkan sebagai simbol dari kesuburan. Pohon Natal yang menyesatkan ini juga masih berkaitan dengan tanggal peringatan Natal yang jatuh di 25 Desember, sama dengan tanggal untuk memuja dewa matahari. Ini tentunya merupakan penyesatan besar-besaran di kehidupan keluarga Kristen, karena secara tidak langsung mereka dianggap menyembah dewa matahari.
Akhirnya, kita sampai kepada bagian akhir artikel saya ini. Mungkin saja bisa bertambah, namun cukup untuk kali ini. Kiranya artikel ini dapat memberkati kita semua dan juga meluruskan tradisi-tradisi yang menyesatkan mengenai Natal. God bless you all ! Dan juga, happy birthday, Jesus !

Happy Birthday !

Hai semuanya. Hari ini saya mau ngucapin selamat ulang tahun yang ke-2008 untuk Tuhan dan pencipta saya, Yesus Kristus. Semoga semakin banyak orang yang percaya kepadaNya. Oh iya, selamat ulang tahun juga untuk semua orang yang berulang tahun hari ini. Tuhan memberkati !